CARA BUDIDAYA KOPI - Tanaman kopi adalah salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan komoditi eksport non migas. Buahnya selain sebagai minuman, juga sebagai pengharum kue, ice cream dan makanan.
Untuk itulah maka pemerintah berupaya meningkatkan produksi kopi melalui program rehabilitas/peremajaan tanaman, perluasan areal (Eksensifikasi), Intensifikasi dan Diversifikasi/ Konversi.
SYARAT TUMBUH
1. Iklim
A. Tinggi Tempat
- Kopi Arabika tumbuh pada ketinggian 500-1000 m, optimum pada ketinggian 800-1500 , dari permukaan laut.
- Kopi Robusta tumbuh pada ketinggian 0-1000 m, optimum pada ketinggian 400-800 m dari permukaan laut.
B. Temperatur
- Temperature rata-rata Tahunan untuk Kopi Arabika 17-21 derajat Celcius sedang Kopi Tobusta 21-24 derajat Celcius.
C. Curah Hujan
- Curah Hujan Optimum 2000-3000 mm pertahun dengan + 3 bulan musim kering
- Masa kering + 3 bulan penting untuk pembentukan primodia bunga dan penyerbukan.
2. Tanah
- Struktur tanah baik dan gembur
- Kaya bahan organic
- Drainase baik
- Keasaman tanah (pH) 5,5-6,5
PERBANYAKAN TANAMAN
1. Perbanyakan Generatif
A. Benih
Benih tanaman kopi berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat sebagai berikut:
- Tanaman sudah berumur lebih dari 5 tahun
- Mempunyai produksi yang tinggi dan kontinyu selama 4 tahun
- Bebas dari serangan hama dan penyakit
- Diambil dari buah yang matang, sehat dan tidak berkeriput.
B. Perlakuan Benih
- Pisahkan biji dari kulit dan daging buah tanpa merusak kulit tanduknya
- Bersihkan biji dan lender, dengan menggosok dengan abu dapur/pasir
- Kemudian cuci dan selanjutnya angina-anginkan di tempat teduh sampai kering.
- Pilihlah biji yang bagus, pisahkan dari biji yang mengapung, biji yang kecil dan bundar.
C. Persyaratan Pesemaian
Lokasi pesemaian harus memenuhi syarat:
- Permukaan tanah datar dan tidak tergenang air.
- Letaknya dekat dengan sumber air.
- Tanah bebas hama dan penyakit.
- Keadaan tanah gembur, berpasir dan drainase baik.
- Mudah diawasi
- Transport ke lokasi lancar.
D. Pembuatan pesemaian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Tanah dicangkul sedalam 30 cm dan dibersihkan dari batuan dan gulma.
- Buat bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi bedengan 15 cm. Lapisan atas bedengan diberi pasir halus setebal 5 cm.
- Jarak antara bedengan satu dengan lainnya 60 cm dan jarak antara blok 100 cm, sedangkan setiap blok terdiri dari 5 bedengan.
- Bagian pinggir bedengan dipasangi papan penyangga untuk menghindari agar bedengan tidak runtuh.
- Di atas bedengan dibuat naungan buatan yang atapnya terbuat dari jerami atau daun kelapa dengan tinggi naungan bagian timur 1, 75 dan bagian barat 1,5 m.
E. Pendederan
- Benih kopi ditanam pada bedengan pesemaian sedalam 0,5 cm dengan bagian punggung berada disebelah atas (posisi biji tertelungkup).
- Jarak tanam yang digunakan 2,5 x 5 cm.
F. Pemeliharaan Pesemaian
- Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore dan hindari terjadinya genangan.
- Lakukan pencegahan penyakit dengan menyemprotkan fungisida, seperti dithane m 45.
G. Pembibitan
- Pemilihan tempat untuk pembibitan pada prinsipnya sama dengan syarat-syarat untuk pesemaian.
- Pembibitan dapat dilakukan dengan memakai kantong plastic atau tanpa kantong plastic.
- Pembibitan dengan kantong plastic dilaksanakan dengan pertimbangan yaitu bibit lebih cepat tumbuh dan resiko bibit mati dipertanaman dapat ditekan.
- Langkah pelaksanaan pembibitan dengan kantong plastic yaitu:
o Sediakan kantong plastic berwarna hitam ukuran 20 x 30 cm dengan tebal 0,08 mm, jumlah lubahng lebih kurang 30 dengan diameter lubang 0,5 cm.
o Isi kantong plastic denga tanah lapisan atas (top soil) yang telah dicampur pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:1 atau top soil dicamput=r dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
o Pindahkan bibit kedalam kantong plastik (setelah berumur 5-6 minggu dipesemaian) dengan cara mendongkel menggunakan solet bambu dan diusahakan agar akarnya tidak putus.
o Sebelum dilakukan pemindahan bibit terlebih dahulu pilih bibit yang sehat tidak terserang hama dan penyakit, akarnya lurus dan pertumbuhannya tidak kerdil (normal).
- Beri naungan sementara dari bambu atau atap alang-alang pada ketinggian 2 m dengan intensitas naungan 80-90 %.
- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore tergantung kelembaban tanah.
- Penyiangan dan pengajiran dilakukan seperlunya.
- Pemberian pupuk dengan dosis tertentu.
2. Perbanyakan Vegetatif
A. Sambungan
- Penyediaan batang bawah diambil dari bibit yang sudah berumur 3-4 bulan.
- Untuk entris/batang atas bersal dari cabang wiwilan yang diambil dari kebun entris dengan ukuran besar sama dengan batang bawah.
- Penyambungan dilakukan dengan memotong batan bawah menggunakan gunting pangkas setinggi 15-20 cm dari pangkal (leher) akar.
- Kemudian dibuat celah/belah ujungnya sepanjang 2-3 cm dengan menggunakan pisau sambung.
- Entris dipotong sepanjang 7 cm. Pangkal entris dipotong runcing dengan cara menyayat kedua bagian sisinya sepanjang 3 cm berbentuk huruf V.
- Masukkan entris kedalam celah, penempatan entris dalam celah tidak boleh menggantung dan harus diusahakan lapisan cambium batang atas dan batang bawah tepat bertemu.
- Sambungan diikat dengan tali raffia, lalu diberi sungkup plastik transparan berukuran 9x15 cm.
B. Stek
- Pada dasarnya pembuatan bedengan/media tumbuh sama dengan pembuatan pesemaian.
- Bahan tanaman yang akan dijadikan stek diambil dari kebun entris atau pohon kopi yang berproduksi tinggi.
- Buat stek 3 ruas, panjang 7-10 cm lalu potong bagian bawah stek dengan kemiringan 45 derajat. Daun dipotong (dikupir) + 2/3 bagian.
- Rendam stek dalam larutan atonik yang diencerkan yaitu 3 cc atonik dilarutkan.
- Rendam stek dalam larutan atonik yang telah diencerkan yaitu 3 cc atonik dilarutkan dengan 1 liter air selama 6 jam , juga dapat menggunakan air kelapa muda, air seni sapi dengan cara melarutkan 5-10 cc air seni sapi dengan 1 liter air dan direndam selama 12 jam.
- Benamkan stek pada bedengan pesemaian dengan jarak 2,5x5,0 cm.
- Bedengan pesemaian diberi sungkup plastik transparan agar kelembababn dapat dipertahankan hingga 90%.
- Setelah 3 bulan stek yang tumbuh dipindahkan kepembibitan.
- Bibit dipindahkan ke pertanaman setelah berumur + 1 tahun.
- Cara pemeliharaan di pembibitan pada dasarnya sama dengan pemeliharaan pembibitan generatif.
PENANAMAN
1. Persiapan Lahan
- Pembukaan lahan bertujuan membersihkan lahan dan seluruh bagian yang telah ada sebelumnya. Biasanya dilakukan dengan cara memotong, menebang dan mendongkel seluruh bagian tanaman. Kemudian dilanjutkan dengan pembersihan kotoran dan bagian-bagian tanaman dipermukiman tanah.
- Pengajiran dan pembuatan teras ditujukan untuk memperoleh kebun kopi yang nantinya tumbuh baik dan teratur sesuai rencana.
- Penanaman naungan bertujuan melindungi tanaman kopi dari berbagai keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Jenis tanaman nauangan ada dua, yaitu naungan sementara dan naungan tetap dapat berfungsi dengan baik (Belum cukup besar). Contoh naungan sementara a. l.. Fleminga congesta, Crotalaria anagyroides, Tephrosia Candida, Desmodium gyoides, dan Acacia villosa.
Pembuatan lubang tanaman
- Pembuatan lubang tanaman hendaknya dikerjakan pada akhir musim penghujan.
- Lubang tanaman dibuat 3-6 bulan sebelum tanam.
- Ukuran lubang 60x60x60 cm atau 75x75x75 cm,
- Tanah digali sedalam + 60 cm atau + 75 cm, tanah galian bagian atas diletakkan di sebelah kanan, tanah galian bagian bawah di letakkan di sebelah kiri.
- Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 20 liter.
2.
3. Jarak Tanam
- Jarak tanam kopi 2,5 x 3,00 m, 2,5 x 2,5 m atau 2,5 x 2,75 m.
- Jarak tanam pohom pelindung yaitu 2,5 x 6 m dengan utara-selatan sejajar dengan barisan tanaman kopi.
4. Penanaman
- Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
- Pada waktu menanam lepaskan kantong plastik dengan hati-hati.
- Usahakan agar perakaran kopi letaknya menyebar ke segala arah.
- Masukkan bibit ke dalam lubang tanam dan ditimbun dengan lapisan bawah kemudian tutup dengan tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
- Permukaan tanah tempat tanaman usahakan cembung sehingga tidak tergenang air.
PEMELIHARAAN
1. Pengendalian Rumput
- Penyiangan dilakukan secara mekanik terhadap gulma yang tumbuh dengan cara mencabut dengan menggunakan kored.
- Gulma yang telah dicabut dapat dijadikan mulsa.
2. Pemupukan
- Diberi ½, dosis pada awal musim hujan dari ½ dosis pada akhir musim hujan.
- Gunakan pupuk urea, TSP dan Kcl
- Pupuk diberikan dengan cara menaburkan ke dalam perit yang kecil sedalam 10 cm sekeliling lingkaran pohon dengan jarak dari lubang + 1 m kemudian tutup dengan tanah.
3. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman kopi merupakan salah satu aspek pemeliharaan yang sangat penting untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kea rah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Pada budidaya kopi pemangkasan dimaksudkan untuk:
- Mendapatkan pohon kopi yang rendah agar memudahkan pemeliharaan dan pemanenan.
- Mendapatkan cabang-cabang baru yang produktif secara kontinyu dan optimal.
- Memudahkan pemasukan cahaya matahari ketajuk tanaman.
- Memperlancar peredaran udara untuk mengurangi kelembaban.
- Memperlancar pertumbuhan
- Mengatur letak, umur, dan bentuk dari cabang produktif
- Membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki (cabang tua, cabang kering, cabang cacing, cabang balik dan wiwilan).
Beberapa cara pemangkasan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Sistem Pemangkasan Berbatang Tunggal.
A. Pemangkasan ini hanya menumbuhkan satu batang utama untuk membentuk cabang-cabang, tergantung keadaan pertumbuhan kopi.
Pemangkasan satu kali (tanpa bayonet)
- Dilakukan terhadap tanaman yang kuat pertumbuhannya.
- Pemenggalan dilakukan sekaligus tanpa bayonet.
- Tinggi pemenggalan kurang lebih 180 cm untuk kopi Robusta dan 150-180 cm untuk kopi Arabika.
- Semua wiwilan yang tumbuh setelah pemenggalan dibuang.
Pemenggalan bertingkat (satu bayonet)
untuk tanaman kopi yang tumbuhnya kurang kuat, pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara berikut :
- Setelah batang mencapai tinggi 100 cm, satu cabang primer pada ketinggian 70-80 cm disunat pada ruas ket 3.
- Apbila batang telah mencapai tinggi diatas 120 cm, dilakukan pemenggalan batang pada ketinggian 120 cm dan diikuti penyunatan cabang primer ke I.
- Kemudian tanaman dibiarkan tumbuh kuat selama 1-2 tahun, tunas-tunas air atau wiwilan yang tumbuh harus dibuang,
- Setelah tanaman tumbuh kuat, satu buah wiwilan yang tumbuh dibagian atas dipelihara sebagai bayonet.
- Bayonet setelah mencapai ketinggian diatas 180 cm dari permukaan tanah, diikuti penyunatan cabang primer ke III.
Pemenggalang bertingkat (dua bayonet)
- Dilakukan terhadap tanaman yang pertumbuhannya lemah.
- Pemenggalan diulang sampai 3 kali
- Mula-mula tanaman dipenggal pada ketinggian ± 100 cm dari permukaan tanah.
- Semua wiwilan yang tumbuh dibuang.
- Bila cabang primer teratas telah cukup kuat, berwarna coklat, tumbuhkan wiwilan sebagai batang utama (bayonet pertama).
- Pemenggalan ke dua, setelah mecapai ketinggian ± 140 cm.
Setelah 1-2 tahun kemudian, tumbuhan wiwilan sebagai batang pokok (bayonet kedua).
B. Pemangkasan produksi/pemeliharaan
Dilakukan terhadap tanaman yang telah berproduksi untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan bentuk dengan cara:
- Membuang wiwilan yang tumbuh dengan cara mematahkan wiwilan tersebut dengan tepat pada pangkal tumbuhnya.
- Membuang cabang cacing, cabang balik dan cabang liar.
- Membuang cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit, tua dan tidak produktif serta cabang skunder pada pangkal cabang primer.
Sistem Pemangkasan Berbatang Ganda
System ini menumbuhkan 3-4 batang sebagai batang pokok, dan tidak dilakukan pemangkasan cabang tetapi dilakukan peremajaan batang secara bergantian.
A. Metode Toraja
- Setelah tanaman berumur + 1 tahun dicondongkan 45-60 derajat.
- Buat lubang pada sisi pangkal batang sesuai arah yang dikehendaki.
- Timbun lubang dan pangkal pohon, tetapi pada posisi condong.
- Setelah tumbuh 3-4 wiwilan, batang pokok dipotong.
- Peremajaan dapat dilakukan secara periodik.
B. 1. Metode Hawai (Fukunaga)
- Cara untuk mendapatkan batang ganda, bibit ditanam miring + 45 derajat untuk merangsang pertumbuhan wiwilan.
- Pada tanaman tua dilakukan penanggulan batang + 60 cm.
- Tiap tanaman dibuat berbatang ganda empat, umurnya bervariasi antara 1-4 tahun.
- Tiap-tiap tahun setelah panen, batang tertua (umur 4 tahun) diremajakan.
- Batang dipenggal setinggi 10 cm dari pangkal batang.
- Tumbuhkan satu wiwilan sebagai penggantinya.
B. 2. Sistem Beaumont Fukunaga 1.3.2.4
(B.F. 1.3.2.4)
- Sistem ini dapat diterapkan kalau ditanam dalam baris-baris teratur, areal tanaman seolah-olah dibagi dalam blok, masing-masing dari 4 baris. Dari tiap-tiap pohon dibuat batang ganda 4
4. Pengaturan Naungan
a. Pemangkasan Bentuk.
- Diusahakan agar tinggi percabangan naungan + 2 kali tinggi pohon kopi agar peredaran udara lancar.
- Untuk tanaman kopi dewasa, tinggi percabangan naungan berkisar 3-3,5 m.
- Letak cabang harus menyebar supaya mahkota lebih melebar sehingga cahaya merata.
b. Pemangkasan pengaturan
- Pemangkasan dilakukan pada awal musim hujan, dengan memotong naungan.
- Cabang naungan yang tumbuh selama musim hujan harus dirempes (dipotong) pada akhir musim hujan untuk merangsang pembentukan primodia bunga kopi.
- Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik sehingga dapat memberi naungan terhadap satu sama lainnya, jumlah pohon naungan dapat diperjarang.
5. Hama dan Penyakit
a. Hama Bubuk Buah (Hypothenemus hampei). Hama ini menggerek buah kopi yang masih hijau dan buah kopi yang telah masak baik dipertanaman maupun dalam penyimpangan.
Tanda-tanda serangan:
- Buah terserang terhambat pertumbuhannya.
- Buah muda yang terserang berwarna kuning, layu, mudah gugur dan rusak.
- Pada buah kopi yang masih hijau terdapat bubuk-bubuk berwarna coklat dan hitam, sedangkan pada buah kopi yang telah masak terdapat larva yang berwarna putih jumlahnya berkisar sampai 20 ekor.
Pengendalaian
- Pemusnahan sumber infeksi dan pemutusan siklus hidup (petik bubuk, lelesan dan rampasan). Buah kopi dari panen tersebut kemudian direndam dalam air mendidih selama 3 menit.
- Pengendalian biologis, menggunakan pathogen serangga berupa jamur dari jenis Beauveria bassiana.
Cara aplikasi atau penyebaran
b. Hama Bubuk Cabang dan Ranting (Xyleborus sp).
c. Kutu Putih (Pseudococcus citri) dan (Ferrisia virgota)
d. Nematoda
e. Penyakit Karat Daun (Hemilileia vastatrix)
f. Penyakit Cendewan Akar (Root-rots)
Thursday, June 4, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment