Friday, May 29, 2015

Tips dan Cara Budidaya Cabai Rawit

 Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi, pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabe juga sangat bagus jika intensitas pengairannya cukup, tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri (dalam kasus saya dulu, sebelum cabe kriting saya pindah ke tanah/kebun, saya mempergunakan dahulu polybag sebagai media sementara untuk memperkuat akar dan supaya unsur hara dari pupuk kandang dapat terserap optimal, namun proses penyiraman melalui hujan yang terus menerus membuat tanah terlalu basah dan akhirnya beberapa tanaman busuk dan mati), namun sebaliknya juga Jika kekurangan air, tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. jadi harus benar2 diperhatikan tingkat pengairannya agar tak terlalu over. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan, sebaiknya menghadapai musim kemarau, kita membuat kolam penampung dari pelasti di kebun kita agar pasokan air untuk tanaman dapat terjaga secara optimum.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.
Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .
Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.

Jenis cabai rawit yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :
1. cabai kecil atau cabai jemprit

buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.
2. cabai putih atau cabai domba
buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.
3. cabai celepik
buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .

Syarat tumbuh
Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :
1. tanah
- gembur
- subur atau banyak mengandung zat makan
- pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan
- banyak mengandung humus
2. tempat tumbuh ( daerah )
- dataran rendah
- dataran tinggi
3. iklim
tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*

Bahan dan Alat
1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit
Cangkul, garpu tanah, kored, gembor ember, sprayer, ember, meteran, keranjang, timbangan, tali kenca ( pelurus )
2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit
, benih cabai rawit, pupuk kandang, urea, TSP, Bambo, Insektisida, Fungisida, KCL, Pelastik kecil bumbungan, Lalang atau daun kelapa.

BERCOCOK TANAM
Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut:

Pengolahan tanah
dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari

    Pembuatan bedeng

    • lebar bedeng 100 – 120 cm
    • tinggi bedeng 20 – 30 cm
    • jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .

    Syarat pupuk kandang yang baik adalah

    • tidak berbau
    • tidak panas
    • berwarna kehitam hitaman , dan
    • benar – benar sudah matang

    Jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut

    • 50 x 100 cm
    • 60 x 70 cm
    • 50 x 90 cm

    Cara pembuata jarak tanaman

    a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi edeng
    b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut
    c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak

tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar
• pupuk kandang = 1 kg / lubang
• pupuk urea =
• pupuk TSP =
• pupuk KCI =
d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat
Pesemaian
pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :

    Membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut

    • lebar bedeng 1 – 1,2 m
    • panjang bedeng 3 – 5 m
    • tingi bedeng 15 – 20 cm

    Penyemaian benih

    Kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar 300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur, tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :
    – semai bebas atau ditabur merata
    – semai dalam baris
    – semai berkelompok

Penanaman
Bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu. ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :
• telah berumur satu bulan
• tidak terserang hama dan penyakit
• pertumbuhan tanaman seragam

Cara penanaman
• siram bibit yang akan ditanam
• pilih bibit yangakan ditanam
• lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit
• padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah

Pemeliharaan tanaman
a. penyiraman
penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
b. penyiangan
rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit
c. pemupukan
Jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah
• urea = 200 kg
• TSP = 200 kg
• KCI = 150 kg
d. hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :
- tungau marah
- kutu daun berwarna kuning
- kutu gurem atau thrips
tanda – tanda tanaman terserang
- tanaman berwarna seperti perak
- tanaman tampak pucat
- daun menjadi layu
pengendalian
- cabut tanaman yang terserang berat
- kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar

PANEN
Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .
Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .
Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .
Komposisi Cabe

Komposisi :
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Indikasi
Cabai rawit dapat digunakan untuk :
1.Menambah nafsu makan
2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,
3.batuk berdahak,
4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
5.migrain.

Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

Peenggunaan Cabai
Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.
Sakitperut
Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.

Catatan:
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.

BUDIDAYA TANAMAN SAWI DAN CAISIM




Kenapa tanaman sawi atau caisim ini menjadi pilihan alternatif untuk kita budidayakan ? Karena tanaman sawi atau caisim sangat mudah kita budidayakan dibanding tanaman sayuran yang lain. Selain itu sawi atau caisim berumur sangat pendek, hanya dalam waktu sekitar satu bulan kita sudah bisa menikmati hasilnya.

Tanaman sayur merupakan salah satu tanaman andalan Negara Indonesia. Banyak sekali petani Indonesia yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran.

Hal tersebut disebabkan karena iklim di Indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak jenisnya, baik sayur dataran rendah hingga sayur dataran tinggi. Sehingga jika ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.

Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim atau sawi karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.

Berbagai menu makanan mewajibkan menggunakan sawi/ caisin ini seperti mie ayam, bakso, pecel, gado-gado dll. Setiap daerah menyebut sawi atau caisim berbeda-beda seperti chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi orang banyumas caisim dll.

Selain sebagai sumber serat alami dan sayuran sehat sawi juga masih memiliki banyak manfaat. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.



KLASIFIKASI BOTANI SAWI ATAU CAISIM

Divisi        : Spermatophyta.

Subdivisi  : Angiospermae.

Kelas        : Dicotyledonae.

Ordo         : Rhoeadales (Brassicales).

Famili        : Cruciferae (Brassicaceae).

Genus      : Brassica.

Spesies    : Brassica Juncea.



JENIS-JENIS SAWI ATAU CAISIM

Ada beberapa jenis tanaman sawi atau caisim yang perlu kita ketahui. Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.

Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.



SYARAT TUMBUH SAWI DAN CAISIM

Meskipun tidak memerlukan syarat tumbuh tertentu akan tetapi ada batasan supaya tanaman sawi ini bisa tumbuh maksimal. Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia . Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.

Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.

Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.

Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.

Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.


BUDIDAYA TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Dari pengalaman maspary untuk membudidayakan tanaman sawi atau caisim sebenarnya tidaklah sesulit tanaman sayur yang lain seperti cabai, tomat, terong dll. Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.


Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.

Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.



PEMBENIHAN SAWI DAN CAISIM

Benih tanaman sawi atau caisim bisa kita buat sendiri ataupun kita beli dari kios pertanian. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.

Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.

Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman.

benih-sawi-dan-caisim

Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya.

Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.

Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.



CARA PENGOLAHAN TANAH UNTUK TANAM SAWI DAN CAISIM

Pada dasarnya tanaman sawi tidak menyukai genangan air, oleh karena itu kita harus memodifikasi supaya tanah tidak tergenang saat hujan. Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Akan tetapi jika lokasi tanah kita tinggi tidak menggunakan bedengan juga tidak masalah.

Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.

Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.

Pemberian pupuk kandang fermentasi 3 - 5 ton/ha. Pupuk kandang fermentasi diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.

Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).



PEMBIBITAN TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Tanaman sawi atau caisim tidak bisa kita tanam langsung dari benih karena akan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Akan tetapi harus kita buat pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.

Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.

Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter.

Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.

Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.

Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer.

Setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.



PENANAMAN SAWI DAN CAISIM

Hal terpenting pada penanaman sawi adalah kedalaman penanaman sawi atau caisim. Tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal.

Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.

Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3 – 5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.

Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.

Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.



PEMELIHARAAN TANAMAN CAISIM DAN SAWI

Ada beberapa pemeliharaan tanaman sawi atau caisim yang perlu kita lakukan. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha 1 minggu sekali sampai masa panen.



PENANAMAN VERTIKULTUR TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Tanaman sawi dan caisim sangat cocok jika kita budidayakan scara vertikultur karena memiliki perakaran yang pendek. Langkah – angkah penanaman secara vertikul untuk tanaman sawi atau caisim adalah sebagai berikut :

Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.

Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.

Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.

Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.

Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.



PENANAMAN HIDROPONIK TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Selain dibudidayakan secara veltikulture tanaman sawi juga sudah biasa dibudidayakan secara hidroponik. (untuk mengetahui cara membuat larutan hidroponik secara organik silahkan lihat artikel maspary yang terdahulu). Langkah-langkah penanaman secara hidroponik untuk tanaman sawi atau caisim adalah sebagai berikut :

caisim-secara-hidroponik

Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.

Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.

Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.

Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.

Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.



HAMA TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Dari pengalaman maspary ada beberapa hama tanaman caisim yang perlu diperhatikan, akan tetapi hama-hama tersebut mudah dikendalikan. Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada budidaya sawi atau caisim antara lain Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). Ulat tritip (Plutella maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut worm).

Hama-hama diatas bisa dikendalikan dengan berbagai insektisida golongan sipermetrin seperti buldok, matador atau decis. Atau menggunakan insektisida biologi atau nabati yang ada disekitar anda.



PENYAKIT TANAMAN SAWI DAN CAISIM

Selain rawan terserang hama tanaman sawi juga mudah terserang penyakit pada saat musim hujan. Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi atau caisim adalah Penyakit akar pekuk.Bercak daun alternaria. Busuk basah (soft root). Penyakit embun tepung (downy mildew). Penyakit rebah semai (dumping off). Busuk daun.busuk Rhizoctonia (bottom root). Bercak daun.Virus mosaik.

Untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman sawi menurut pengalaman maspary cukup dengan menjaga kondisi kelembaban dan genangan air saja. Jika cuaca curah hujan tinggi sebaiknya tanaman sawi kita naungi dengan plastik sedangkan jika kondisi lahan mudah tergenang sebaiknya kita buat guludan yang agak tinggi.



PANEN DAN PASCA PANEN CAISIM DAN SAWI

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.

Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari.

Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.

Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi dan caisim yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pencucian dan pembuangan kotoran.

2. Sortasi.

3. Pengemasan.

4. Penyimpanan.

5. Pengolahan.

Menurut maspary, tehnik budidaya caisim atau sawi yang ditulis diatas sifatnya tidaklah mutlak artinya tehnik budidaya diatas sangat memungkinkan untuk dimodifikasi disesuaiakan dengan kondisi alam dan iklim setempat serta ketersediaan biaya dan tenaga kerja kita.

Cara Membudidayakan Buah Naga


Buah Naga adalah salah satu buah yang tidak asing lagi bagi pertanian di indonesia. Budidaya buah naga secara organik, dapat menghasilkan buah berkualitas lebih baik. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi.

Penggunaan bahan organik juga dapat mengembalikan kesuburan tanah, sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan. Sejauh ini di Indonesia sistem budidaya buah naga masih menggunakan banyak bahan kimia, baik itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu.

Bagaimana cara budidaya buah naga? Memang banyak pertanyaan masyarakat mengenai bagaimana cara menanam buah naga. Berikut ini dijelaskan bagaimana cara budidaya buah naga.

Syarat Tumbuh Tanaman Buah Naga

Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu :

    Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl.
    Sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl.
    Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.

Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering dibandingkan dengan kondisi basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun. Buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi rentang terserang penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air.

Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-36 derajat C.

Kondisi tanah yang disukai adalah tanah yang gembur serta banyak mengandung bahan organik dan hara. pH tanah optimal antara 6-7. Pada tanah masam menyebabkan akar tanaman menjadi pendek dan rusak.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan air.

Persiapan Teknis Budidaya Buah Naga
Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga.
Setelah menentukan lokasi budidaya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.

Teknik  Budidaya Buah Naga
A. Persiapan Lahan Budidaya Buah Naga
Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena umur tanaman buah naga yang panjang.

B. Pembersihan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan dari semak, gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.

C. Pengolahan lahan Dan Pemupukan Dasar
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga. Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan baik.Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.

Setelah 1 minggu kemudian Lakukan pemupukan dengan menggunakan Pupuk Organik Nasa yang berupa super nasa dengan dosis 3 Kg/ hektar.Siramkan di sekitar lubang tanam. Dan jangan lupa tambahkan juga agensia hayati, seperti Natural Glio  + pupuk kandang yang telah di fermentasikan dulu selama 2 minggu.Lalu tutup tipis dengan tanah di atas pupuk kandang yang telah di fermentasikan dengan Natural Glio tersebut. Natural glio berfungsi untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah selanjutnya adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan drainase bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan.

D. Persiapan Pembibitan Tanaman Buah Naga
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang berkualitas. Bibit yang  bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal. Jumlah kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu  :

Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah naga. Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan generatif yaitu dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah. 1 buah naga minimal berisi 1.000 biji. Namun cara ini kurang populer dan jarang dilakukan oleh pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif. Disamping itu untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga aga susah, karena harus dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi bijii yang berkualitas juga sulit dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan memiliki penampakan yang sama. Oleh karena itu, pada artikel ini hanya akan dibahas tentang teknik dan cara perbanyakan vegetatif.

Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunaka bagian dari tanaman itu sendiri. Teknik perbanyakan ini membutuhkan biaya yang mahal, tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan pada fase pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat kecil.Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.

E. Penanaman buah Naga
Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati.
Penanaman yang tidak benar akan mengakibatkan bibit stress dan pertumbuhannya terhambat.
Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami kerusakan akar.
Selain itu, kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman yang terlalu dalam akan membuat bibit mudah terserang penyakit busuk batang.

F.  Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa yang berupa POC Nasa + SUPERNASA + Hormonik yang dicampurkan dengan 50 % pupuk kimia yang biasa di pakai. Apabila tanaman sudah berbuah ditambahkan Power Nutrition supaya berbuah di luar musim serta menjaga kualitas buah naga tersebut.
Dan untuk pengendalian hama bisa menggunaka pestisida organik NASA berupa Pestona, BVR, Aero 810.

G.  Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi  hari.
Selain dengan penyiraman, pengairan juga bisa dilakukan dengan cara penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit sedalam kurang lebih 20 cm. pemenuhan air di parit  dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar.

H.  Penyulaman Tanaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain.
Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur 2 bulan.

I.  Pengikatan Batang Atau Cabang
Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman.
Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan.
Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan batang atau cabang melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas.
Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan.
Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan membentuk angaka 8.
Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah.
Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.

J.  Pemupukan
Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan.
Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa yang berupa POC Nasa + SUPERNASA + Hormonik yang di campurkan dengan 50 % pupuk kimia yang biasa di pakai.
Apabila tanaman sudah berbuah ditambahkan Power Nutrition supaya berbuah di luar musim serta menjaga kualitas buah naga tersebut.
Frekuensi pemberian pupuk dilakukan sedikitnya dua bulan sekali.
Untuk pengendalian hama bisa menggunaka Pestisida Organik Nasa yang berupa Pestona, BVR, Aero-810. Lakukan penyemprotan 15 hari sekali.

K. Pemangkasan Tanaman Buah Naga
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang pertumbuhan yang baik.
Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus.
Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetisi dengan batang produktif dalam memperoleh hara.

L.  Seleksi bunga dan buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada cabang produktif.
Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga.
Seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk perkembangan bunga yang dibuang.
Pilih 5-6  bunga yang paling besar, sehat, berwarna cerah, dan segar pada setiap cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 cm.

M.  Sanitasi Kebun

Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma atau tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan.
Tujuan dari Snitasi  tersebut adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit, menjaga kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara antara tanaman buah naga dengan gulma.
Batang atau cabang bekas pangkasan segera dikumpulkan dan dimusnahkan saat melaukan pemangkasan.
Pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan penyiangan rutin.
Pencangkulan di sekitar titik tanam dilakukan dengan hari-hati agar tidak merusak perakaran tanaman buah naga.

N. Pemanenan
Ciri-Ciri buah naga siap panen :
    Umur buah mencapai 50-55 hari sejak setelah muncul bunga.
    Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan.
    Mahkota buah telah mengecil.
    Kedua pangkal buah keriput dan kering.
    Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.

Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00. Pemanenan buah naga dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. Hindari panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen pada saat penyimpanan.
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :
    Kenakan sarung tangan agar tidak melukai kulit buah.
    Gunakan gunting atau alat potong lain yang tajam untuk memotong tangkai buah.
    Potong buah tepat pada tangkainya, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai kulit buah maupun percabangan tempat buah tersebut.
    Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran dan diletakkan ke dalam keranjang dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Bagian bawah keranjang dilapisi dengan daun kering atau kertas koran.
    Bagian atas buah juga dilapisi dengan daun kering atau kertas koran untuk mengurangi tekanan buah pada lapisan di atasnya.
    Tinggi lapisan buah tidak lebih dari 3 lapis agar buah bagian bawah tidak menerima beban terlalu berat. 

Cara Membudidayakan Tanaman Stroberi (Strawberry)

Cara Membudidayakan Tanaman Stroberi (Strawberry)

Buah Stroberi sudah terkenal dimana-mana, tetapi tidak semua orang tahu bagai mana cara budidayanya. Di blog ini akan disajikan tentang teknik budidaya stroberi, dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi saya pribadi.

1. SEJARAH SINGKAT
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yg ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa & Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yg pertama kali masuk ke Indonesia.

2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Stroberi yg kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yg dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dgn F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yg merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yg dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella & Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yg cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yg sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala & Nenas yg cocok utk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yg terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.

4. SENTRA PENANAMAN
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal & diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang & Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa utk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.

5. SYARAT PERTUMBUHAN STROBRI
5.1. Iklim

    Tanaman stroberi dapat tumbuh dgn baik di daerah dgn curah hujan 600-700 mm/tahun.
    Lamanya penyinaran cahaya matahari yg dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya.
    Stroberi adalah tanaman subtropis yg dapat beradaptasi dgn baik di dataran tinggi tropis yg memiliki temperatur 17–20 derajat C.
    Kelembaban udara yg baik utk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.

5.2. Media Tanam

    Jika ditanam di kebun, tanah yg dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air & udara baik.
    Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg ideal utk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan utk budidaya di pot adalah 6.5–7,0.
    Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yg disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.

5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yg memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA STROBERI
6.1. Pembibitan
Stroberi diperbanyak dgn biji & bibit vegetatif (anakan & stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.

    Perbanyakan dgn biji
        Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan.
        Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dgn media berupa campuran tanah, pasir & pupuk kandang (kompos) halus yg bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media & tutup dgn tanah tipis. Kotak semai ditutup dgn plastik atau kaca bening & disimpan pada temperatur18-20 derajat C.
        Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dgn jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dgn media persemaian. Bedengan dinaungi dgn plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm & tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
    Bibit vegetatif utk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yg dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat & produktif. Penyiapan bibit anakan & stolon adalah sebagai berikut:
        Bibit anakan : Rumpun dibongkar dgn cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yg sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir & pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
        Bibit stolon : Rumpun yg dipilih telah memiliki akar sulur pertama & kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir & pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm & berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
    Bibit utk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dgn cara yg sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi & pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yg sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.

6.2. Pengolahan Media Tanam

    Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
        Di awal musim hujan, lahan diolah dgn baik sedalam 30-40 cm.
        Keringanginkan selama 15-30 hari.
        Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.
        Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan.
        Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat lubang tanam dgn jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.

    Budidaya di Kebun dgn Mulsa Plastik.
        Di awal musim hujan, lahan diolah dgn baik & keringanginkan 15-30 hari.
        Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
        Keringanginkan 15 hari.
        Taburkan & campurkan dgn tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 & 100 kg/ha KCl.
        Siram hingga lembab.
        Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan & kuatkan ujung-ujungnya dgn bantuan bambu berbentuk U.
        Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
        Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
    Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.

6.3. Teknik Penanaman

    Siram polybag berisi bibit & keluarkan bibit bersama media tanamnya dgn hati-hati.
    Tanam satu bibit di lubang tanam & padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
    Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 & 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
    Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

    Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yg disulam adalah yg mati atau tumbuh abnormal.
    Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dgn mulsa plastik. Mulsa yg berada di antara barisan/bedengan dicabut & dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.
    Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yg terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.
    Pemupukan
        Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dgn cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah.
        Pertanaman dgn mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 & KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dgn 350-500 cc larutan pupuk.
    Pengairan & Penyiraman : Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dgn syarat tanah tdk mengering. Pengairan bisa dgn disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dgn air.
    Pemasangan Mulsa Kering : Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yg tdk memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5 cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan & antara barisan tanaman.

7. HAMA & PENYAKIT STROBERI
7.1. Hama

    Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
        Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun.
        Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat.
        Pengendalian: dgn insektisida Fastac 15 EC & Confidor 200 LC.
    Tungau (Tetranychus sp. & Tarsonemus sp.)
        Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga & telur kemerah-merahan.
        Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering & gugur.
        Pengendalian: dgn insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
    Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) & kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
        Gejala: di bagian tanaman yg digerek terdapat tepung.
        Pengendalian: dgn insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
    Kutu putih (Pseudococcus sp.)
        Gejala: bagian tanaman yg tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal.
        Pengendalian: kimia dgn insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
    Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
        Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman.
        Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus & kurang berbulu.
        Pengendalian: dgn nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.

7.2. Penyakit

    Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
        Gejala: bagian buah membusuk & berwarna coklat lalu mengering.
        Pengendalian: dgn fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
    Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
        Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda & buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu.
        Pengendalian: dgn fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
    Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
        Gejala:
            buah busuk, berair, berwarna coklat muda & bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh;
            di tempat penyimpanan, buah yg terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih & spora hitam.
        Pengendalian: membuang buah yg sakit, pasca panen yg baik & budidaya dgn mulsa plastik.
    Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
        Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tdk segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
    Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
        Gejala: bagian yg terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering & gugur.
        Pengendalian: dgn fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
    Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
        Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tdk teratur, berwarna ungu tua.
        Pengendalian kimia dgn fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
    Bercak daun
        Penyebab :
            Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae,
                Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yg akan berubah menjadi putih;
            Pestalotiopsis disseminata,
                Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur;
            Rhizoctonia solani,
                Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun.
                Pengendalian kimia dgn fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
    Busuk daun (Phomopsis obscurans).
        Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V.
        Pengendalian: dgn Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
    Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
        Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu & tanaman mati.
        Pengendalian: melalui fumigasi gas dgn Basamid-G.
    Virus
        Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau.
        Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil.
        Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida utk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama & penyakit umumnya dapat dilakukan dgn menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yg sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dgn tanaman bukan keluarga Rosaceae & memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yg sakit. Membudidayakan stroberi dgn mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus utk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.

8. PANEN STROBERI
Tanaman asal stolon & anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan & pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.
8.1. Ciri & Umur Panen

    Buah sudah agak kenyal & agak empuk.
    Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
    Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.

8.2. Cara Panen
Panen dilakukan dgn menggunting bagian tangkai bunga dgn kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu.
7.3. Perkiraan Produksi
Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas & teknik budidaya:

    Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
    Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
    Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.

Teknik budidaya stroberi dgn naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.

9. PASCAPANEN

    Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dgn hati-hati agar tdk memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dgn air mengalir & tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
    Penyortiran & Penggolongan : Pisahkan buah yg rusak dari buah yg baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran & bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
        Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna & kematangan buah seragam.
        Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk & warna buah bervariasi.
        Kelas II: (1) tdk ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra & kelas I yg masih dalam keadaan baik.
    Pengemasan & Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg & ditutup dgn plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.

Demikian artikel tentang Budidaya Tanaman Stroberi, semoga bermanfaat.

Cara Membudidayakan Buah Melon


 1. SEJARAH SINGKAT
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yg menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yg merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa & Afrika. & tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah & ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus & akhirnya ditanam luas di Colorado, California, & Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis & subtropis termasuk Indonesia.

2. JENIS TANAMAN
Jenis-jenis melon yg terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack & Osage (1881–1890); melon Honey Rock & Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado & Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman & pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:
1) Tipe Netted-Melon

    Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat & bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet & tahan lama untuk disimpan.
    Varietas:
        Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala & harum;
        Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik & harum.

2) Tipe Winter-Melon

    Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat & aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak & tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
    Varietas:
        Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm;
        Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm;
        Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias;
        Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yg cukup tinggi.

4. SENTRA PENANAMAN
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yg mencoba menanam melon untuk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) & Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda & Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar & Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim

    Angin yg bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah & batang tanaman.
    Hujan yg terus menerus akan menggugurkan calon buah yg sudah terbentuk & dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yg menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
    Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
    Tanaman melon memerlukan suhu yg sejuk & kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C.
    Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yg tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.

5.2. Media Tanam

    Tanah yg baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yg banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yg terlalu basah.
    Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
    Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yg cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.

5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Tanaman melon yg sehat & berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yg sehat, kuat & terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam & Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yg baik berada di dasar air, & benih yg kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar & membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium & boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam & sumber eksplan yg digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil yg maksimal. Media dasar yg dipakai tersusun dari garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myo-inositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman yg ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yg didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan & bunga betina separti halnya tanaman yg didapat dari biji.
c) Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d) Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat yg kering & tempat untuk menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yg sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih tanaman yg masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, & serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah.
e) Kebutuhan benih
Benih yg dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
f) Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan yg lebih sederhana dibandingkan dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Cara & Waktu Penyemaian
Benih melon yg akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yg telah diisi tanah & pupuk kandang yg dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak & ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam & tanah dengan perbandingan 2:1 yg telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
b) Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yg tidak terlalu menuntut media semai yg khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir & pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yg kekar & sehat maka komposisi media semai yg tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida karbofuran.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, & harus mendapatkan pemeliharaan yg baik agar menjadi bibit melon yg sehat & kekar.
a) Cara & Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media & melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering & penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air & zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering & layu.
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit melon yg sehat & kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yg mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yg pertumbuhannya merana disingkirkan & tidak ditanam.
c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yg mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yg diberikan pada media
semai telah mencukupi
d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yg digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter & fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yg sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
a) Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yg akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik yg berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b) Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, & grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas melon yg ditanam & waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) & seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yg dikehendaki pelanggan.
d) Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal, luas lahan yg tersedia, musim & permintaan pasar. Tanaman melon yg diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik
e) Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen & permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, & ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dengan sistem hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.
2) Pembukaan Lahan
a) Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yg dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b) Penggarukan & Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan & penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yg semula berbongkah-bongkah & cukup liat, tanah yg beremah-remah & cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:

    Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
    Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
    Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah & kita dapat mengerjakan pekerjaan yg lain.

3) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket & berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari & penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yg beracun & merugikan tanaman & akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; & lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yg remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
c. Ukuran & Jarak Bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman & mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim & kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. & pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
4) Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yg diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :

    < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
    4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
    4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
    5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
    5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
    6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha

5) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Mulsa PHP yg terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas & warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, & mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps & Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki & anak pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yg satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa & bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedengan-bedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia yg diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap tanaman.

6.3. Teknik Penanaman Melon
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yg biasa ditanam dengan pola monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yg berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yg ditimbulkan dari arang yg dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
3) Cara Penanaman
Bibit yg telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yg telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yg telah ditugal & diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar & tanaman akan layu jika hari panas.

6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & Penyulaman
Penjarangan & penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman & penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yg perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan & penyulaman tanaman baru harus disiram air.
2) Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam & parit di antara dua bedengan. Gulma yg tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama & nematoda yg merugikan.
3) Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal & mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah & dipupuk, tanah akan menjadi subur & akan terbebas dari hama & penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yg sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yg cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
4) Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yg bukan merupakan cabang utama.
5) Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) & pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri & kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, & agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.

    Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
    Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
    TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
    KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha. Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.

6) Pengairan & Penyiraman
a) Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yg kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
b) Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun & air dari tanah jangan terkena daun & buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yg berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida

    Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter & penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
    Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
    Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yg terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.

8) Pemeliharaan Lain
a) Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan & selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, & bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yg kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yg diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yg menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b) Pemangkasan
Pemangkasan yg dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yg dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah & kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yg paling awal dipangkas adalah cabang yg dekat dengan tanah & sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yg tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama

    Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )
        Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yg mengandung madu & di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yg ada di lahan penanaman. Aphids muda yg menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yg dewasa mempunyai sayap & berwarna agak kehitaman.
        Gejala: daun tanaman menggulung & pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yg dihisap hama.
        Pengendalian:
            gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama;
            tanaman yg terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter;
            tanaman yg telah terjangkit virus harus dicabut & dibakar (dimusnahkan).
    Thirps (Thirps parvispinus Karny)
        Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan & thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
        Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, & bercaknya kekuningan; tanaman keriting & kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yg dibawa hama thirps.
        Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali.

7.2. Penyakit

    Layu bakteri
        Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
        Gejala: daun & cabang layu & terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering & akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yg dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental & lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
        Pengendalian:
            sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m 2 ;
            benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter ;
            penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST
    Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
        Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
        Gejala: pangkal batang yg terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat & kemudian tanaman layu & mati; daun tanaman yg terserang akan mengering apabila diremas seperti kerupuk & berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
        Pengendalian: penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang & mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan;  daun-daun tanaman yg terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter;  pangkal batang yg terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.

7.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh & cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen

    Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
        Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
        Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
        Warna kulit hijau kekuningan.
    Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
    Waktu Pemanenan yg baik adalah pada pagi hari.

8.2. Cara Panen

    Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
    Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh & kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yg telah dipotong daunnya.
    Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yg benar-benar telah siap dipanen.
    Buah yg telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.

8.3. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yg benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman yg dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai. Karena lahan yg tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka & dosis pemupukan ditambahkan 50%. Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama & penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama & penyakit yg mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yg terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yg ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama & penyakit yg lebih rendah.
8.4. Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yg akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m 2 , minggu II menanam seluas 2.000 m 2 , & seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai & resiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.

9. PASCAPANEN
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yg dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.
9.1. Pengumpulan
Buah-buah melon yg telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Melon yg telah dipanen, diangkut & dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yg sehat & utuh dipisahkan dari buah yg cacat fisik maupun cacat karena serangan hama & penyakit. Buah melon yg berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.

    Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
    Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
    Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.

9.3. Penyimpanan
Buah melon yg sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, & buah yg belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering & bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yg sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yg setengah masak (mengkal). Bila ada buah yg mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa & banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yg cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yg mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yg digunakan untuk mengangkut buah melon yg akan dibawa ke pasar tergantung jarak yg ditempuh. Buah yg akan di ekspor biasanya dipak
secara khusus dengan peti kemas yg terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.

10. STANDAR PRODUKSI
10.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:

    Mengutamakan jenis tanaman melon yg bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri
    Mengutamakan jenis tanaman yg dapat memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
    Mengutamakan jenis tanaman melon yg mempunyai prospek pasar & pemasaran yg baik.
    Mengutamakan jenis tanaman melon yg dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat.

10.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama yg perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga yg relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. & ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
10.3. Klasifikasi & Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu & syarat produk yg berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Melon yg diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
    Kepercayaan yg telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
    Pangsa pasar harus diperkuat, & kontinuitas (keberlanjutan) produksi melon harus dijaga;
    Buah melon yg berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.

10.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur melon kurang lebih 56–65 HST, buah melon yg berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5 kg, & ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
10.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yg standar dapat menggunakan kotak kayu atau dapat juga menggunakan rajutan benang yg mirip dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak kayu.

Demikian artikel tentang Cara Membudidayakan Buah Melon, semoga bermanfaat.